Cara Menjadi Politikus
Pada suatu hari, ada orang menanya Perdana Menteri Inggeris: "Apa syarat-syaratnya untuk menjadi seorang politikus.?"
Perdana Menteri menjawab: "Politikus harus bisa meramalkan hari besok, bulan depan, tahun yang akan datang, dan beberapa hal ikhwal yang mungkin akan terjadi kelak."
Orang itu menanya lebih lanjut: "Kalau sampai waktunya, hal yang diramalkan tersebut tidak juga terwujud, bagaimana? Apa yang harus kita perbuat?"
Perdana Menteri berkata: "Nah, saat itu sudah sewajarnya kita perlu mencari dan membuat suatu alasan yang rasional."
Sumber: Ketawa.com
Melaporkan Gubernur yang Korupsi
Saat itu Nasrudin dan puluhan warga mendatangi Sultan Abdul Kadir untuk melaporkan prilaku gubernur mereka yang kejam dan korupsi.
"Kalian jangan bohong ya. Setahu saya gubernur kalian adil dan bijaksana," Ucap Sultan yang tidak tahu kondisi yang sebenarnya.
Melihat hal tersebut Nasrudin segera maju ke depan,
"Wahai baginda rajaku. Apalah arti adil dan bijaksananya gubernur kami jika tidak di nikmati oleh warga provinsi lain. Oleh karena itu sudilah kiranya Sri Baginda memindahkan gubernur kami ke tempat lain, agar keadilan dan kebijaksanaannya bisa dinikmati seluruh rakyat."
Mendengar itu Sultan tertawa sambil meninggalkan mereka.
Sumber: Ketawa.com
Janji Politik Untuk Memukau Calon Pemilih
Seorang calon anggota DPR berpidato panjang lebar membahas beberapa isyu yang diyakininya pasti memukau massa calon pemilihnya. Selesai berpidato dengan penuh keyakinan diri ia bertanya,
"Nah, sekarang apakah ada yang mau bertanya?"
"Ada," kata sebuah suara dari barisan belakang. "Siapa lagi calon lain di samping Anda?"
Sumber: ketawa.com
Adolf Hitler Menonton Bioskop
Pada suatu hari, dengan mengenakan pakaian preman, Adolf Hitler masuk dan duduk di sebuah gedung teater di kota Berlin untuk menonton film.
Saat layar film di depan muncul adegan Hitler sedang berapi-api berpidato di atas podium, semua penonton di dalam teater segera pada berdiri dan dengan serentak mengacungkan tangan kanan masing-masing menirukan gerak-gerik Hitler saat berpidato.
Di seantero gedung teater itu hanya Hitler seorang diri saja yang duduk tak bergeming di situ. Seorang penonton muda yang duduk tak jauh di sebelahnya tiba-tiba membungkukkan badannya dan dengan bisik-bisik berkata kepada Hitler:
"Perasaanku sebenarnya sama dengan kamu, hanya aku tak berani seperti kamu dengan berani menentang dia secara blak-blakan."
Sumber: Ketawa.com
Membeli Jabatan dengan Uang
A: "Bila kuberi kamu uang sejuta rupiah, bersediakah kamu menjual jabatanmu kepadaku?"
B: "Pikiranmu ini merupakan suatu lamunan kosong. Kekuasaan yang suci murni seperti ini mana boleh diperjualbelikan?"
A: "Bagaimana kalau kuberi 10 juta rupiah?"
B: "Kamu lagi mimpi di tengah hari bolong, aku tak pernah melihat orang yang gila pangkat seperti kamu ini."
A: "Jika kutambah menjadi 100 juta rupiah, bagaimana?"
B: "Kamu ini tak kenal sopan santun dan tak tahu diri. Kekuasaan adalah sesuatu yang tak ternilai."
A: "Kalau 1 milyar rupiah bagaimana?"
B: "1 milyar... Ah, rupanya kamu ini benar-benar tulus hati, menunjukkan bahwa kamu mempunyai semangat tinggi untuk mengabdi bangsa. Maka itu akan kupertimbangkan dengan baik-baik."
A: "Ah, nggak usah dipertimbangkan, kuberi kamu 50 milyar rupiah!"
B: "Keteguhan hatimu sungguh-sungguh mengharukan! Oke, sekali ini kutentukan sendiri. Transaksi kita jadi!"
Sumber: Ketawa.com
Kumpulan Humor Politik Edisi 2
Reviewed by Unknown
on
10:51:00 PM
Rating:
1 comment:
Hahah, konyol!!!
Post a Comment