Tahun 2008 Paraguay sebagai Negara Termiskin di Amerika Latin
Pendapatan utama negara Paraguay bersumber dari produk-produk pertanian, terutama kedelai dan produk turunannya yang menyumbang lebih dari setengah hasil ekspornya, yang pada tahun 2007 tercatat 2.390 juta dolar AS. Tingkat pertumbuhan ekonominya sebenarnya cukup bagus yaitu 6,4 persen per tahun dengan perbandingan jumlah penduduk hanya 6,5 juta jiwa. Jadi negara dengan luas wilayahnya 406.762 km persegi ini seharusnya bisa memakmurkan rakyatnya.
Namun dikarenakan kepemerintahan negara sebelumnya salah urus, yang sempat dikuasai oleh kediktatoran selama 39 tahun, maka praktek korupsi dan nepotisme merajalela di negara ini. Begitupula nasib rakyat yang berjumlah lebih dari sepertiga penduduknya ini adalah petani tanpa tanah, maka wajar saja apabila label negara termiskin di kawasan Amerika Latin terpaksa disandangnya. Bayangkan jika Paraguay adalah negara paling miskin di kawasan Amerika Latin, maka lebih miskin lagi nasib petani yang tidak memiliki tanah.
Sumber Gambar: Wikipedia |
Kisah dari Lugo Mendez sebagai Presiden Paraguay yang Tidak Mengambil Gajinya
Fernando Lugo Mendez bukan konglomerat atau politisi bergelimang uang. Mantan uskup ini hanya pekerja sosial yang sederhana bahkan juga dapat dikategorikan ‘miskin’. Tapi sungguh tak disangka, penganut sosialisme yang mendalami ajaran Pancasila ini malah menolak mendapat gaji selaku Presiden Paraguay, yang diumumkannya pada malam sebelum pelantikannya, Jumat, 16 Agustus 2008 lalu. Keputusan Lugo ini adalah keajaiban terbesar di dunia politik dan sepanjang sejarah demokrasi antar negara-negara di dunia ini (terhitung pada tahun 2008). Sendirian dia melawan arus besar yang berlaku di semua negara, termasuk di AS, di mana jabatan Presiden mampu memberikan ‘privilese’ (hak istimewa) serta kesempatan memperkaya diri dan kelompoknya.
Keputusan Lugo yang mencengangkan itu disambut gembira oleh ribuan pendukungnya. Namun, Presiden Ekuador, Rafael Correa, mengingatkan dengan cemas, ”Begitu Lugo mulai mengubah berbagai hal, serangan akan dimulai.” Serangan dimaksud bakal berasal dari kalangan kapitalis, termasuk kekuatan politik yang berkiblat ke AS. Bukanlah kebetulan jika semua pemimpin sosialis Amerika Latin hadir dalam acara pelantikan Fernando Lugo, yang berlangsung sederhana di ibukota Asuncion. Mereka dipersatukan oleh semangat anti-Amerika Serikat, atau setidak-tidaknya berani melawan dan mengatakan “tidak” terhadap negara adi kuasa itu. Sebaliknya negara-negara yang dipimpin para politisi konservatif yang pro Amerika, yaitu Meksiko, Kolumbia, Peru, hanya mengirim utusan. Para presiden beraliran sosialis yang hadir dalam pelantikan “presiden kaum miskin” itu antara lain Hugo Chavez dari Venezuela, Luiz Inacio Lula da Silva dari Brasil, Cristina Kirchner dari Argentina, Michelle Bachelet dari Cili, Evo Morales dari Bolivia, dan Rafael Correa dari Ekuador.
Kehadiran mereka membuat acara pelantikan tersebut menjadi semacam perayaan kebangkitan sosialisme gaya baru di bumi Amerika Latin. Fernando Lugo, 56 tahun, memenangkan pemilu presiden Paraguay pada April 2008 silam dan yang lebih mengejutkan adalah Lugo memenangkan pemilu 2008 Paraguay ini dalam persaingannya dengan Partai Colorado yang telah mendominasi Negara Kepemerintahan di Paraguay selama 61 tahun (Ibarat di Indonesia nasbi Partai Colorado itu seperti nasib Partai Golkar). Padahal sebelumnya dia bekerja sebagai uskup Katolik di wilayah-wilayah miskin negara yang bertetangga dengan Brasil, Argentina, dan Bolivia itu. Dia mendapat izin cuti sementara dari Vatikan, memenangkan pemilu, dan menjadi uskup pertama di dunia yang berhasil memenangkan pemilihan presiden.
Tetapi tahukah berapa gaji seorang presiden di Paraguay? Menurut kantor berita Associated Press, gaji presiden Paraguay adalah sebesar 4.000 dolar AS atau sekitar Rp.37 juta per bulan. Dapat dikatakan gaji tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan gaji anggota DPR-RI yang umumnya sebesar Rp.49 juta per bulan. Dan juga makin kecil lagi dibandingkan gaji Presiden RI yang sekitar Rp.150 juta per bulan.
Dengan menolak mendapat gaji, pengagum pemikiran Bung Karno, Mantan Presiden RI pertama, ini akan benar-benar menjadi relawan di tampuk kekuasaan Paraguay. Lugo akan menjadi satu-satunya pimpinan negara di dunia yang murni volunteer alias bekerja tanpa mendapat upah. Luar biasa! Memang, dia naik ke puncak kekuasaan di negara itu, berkat dukungan kaum miskin, terutama para petani tanpa tanah dan serikat buruh. Mungkin keputusannya itu adalah wujud solidaritas paling nyata kepada kalangan miskin, yang mencapai 35,6 persen dari total populasi.
***
Meskipun demikian patriotiknya seorang Lugo demi rakyatnya, namun tekanan politik tidak tinggal diam. Adapun cobaan di hari pertamanya berkuasa adalah disaat obat dan BBM (Bahan Bakar Minyak) menghilang dari pasar. Hal tersebut dikarenakan, segera setelah Lugo memenangkan pemilu di negaranya, para ‘petani tanpa tanah’ langsung menyerobot tanah-tanah pertanian yang tadinya dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar (pihak kapital). Pada saat yang sama, pemerintahan Lugo yang baru berusia sehari itu sudah diharuskan langsung menerima kegoncangan akibat ulah para kapitalis yang tidak menerima kebijakan-kebijakan Lugo yang lebih pro-rakyat ketimbang pihak kapital yang sebelumnya selalu diuntungkan oleh dominasi Partai Colorado selama 61 tahun itu. Aksi protes pihak kapital tersebut dilakukan dengan cara menimbun sebanyak-banyaknya stok BBM didalam negeri hingga mengakibatkan barang vital itu (BBM) menghilang dari pasar begitupula dengan nasib obat-obatan yang juga raib dari rak-rak apotik. Ini bisa menimbulkan krisis.
***
Portal Lengkap Referensi Studi Kepemimpinan >>Klik Disini<<
Kisah dari Lugo Mendez sebagai Presiden Paraguay yang Tidak Mengambil Gajinya
Reviewed by Unknown
on
9:29:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment