Setelah selama tiga tahun rekrutmen CPNS tidak dibuka, tahun ini hampir semua Kementerian membuka lowongan kerja untuk CPNS. Ada 68 unit instansi pusat (kementerian/lembaga), 30 unit instansi pemerintah provinsi (pemprov), serta 227 unit instansi pemerintah kabupaten dan kota (pemkab/pemkot). Tidak tanggung-tanggung, Menteri PAN-RB Azwar Abubakar menyatakan, ada 60 ribu kursi untuk formasi CPNS Tahun Anggaran 2013. Bisa ditebak, banyak sekali pencari kerja dari berbagai daerah yang melamar untuk mengisi lowongan kerja sebagai CPNS baik di daerahnya maupun di tingkat pusat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai contohnya, untuk tahun anggaran 2013 membuka lowongan untuk 3.183 CPNS. Jumlah kursi yang disediakan tidak sebanding dengan jumlah pelamar yang diperkirakan mencapai 690 ribu orang. Contoh lainnya, Kementerian Luar Negeri menyediakan 193 kursi namun pelamarnya mencapai 6.000 orang.
Mengapa rasio yang tidak sebanding ini bisa terjadi? Jika dilihat dari segi sosiologis, rata-rata masyarakat Indonesia masih memiliki paradigma bahwa menjadi PNS dapat menaikkan derajat seseorang dan menjamin hidupnya. Hal ini dibuktikan melalui hasil survei Lembaga Survei Independen yang menunjukkan bahwa tujuh dari 10 PNS mempunyai motivasi untuk mencari kebutuhan materi dan menaikkan derajat keluarga. Gaji PNS yang tetap ditambah tunjangan yang cukup besar dan remunerasi menjadikan PNS sebagai pekerjaan yang bergengsi dan difavoritkan.
Namun hal yang cukup disayangkan adalah tidak semua PNS menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal. Banyak PNS terkena razia karena keluar kantor pada saat jam kerja atau terlambat masuk kantor dan pulang sebelum waktunya. Kenyamanan-kenyamanan yang diberikan oleh negara, ditambah kewenangan yang dimiliki oleh seorang PNS membuat pekerjaan sebagai PNS menjadi pekerjaan yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Jika mengacu pada survei tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa yang menjadi motivasi kebanyakan orang untuk menjadi seorang PNS adalah materi. Tentunya hal ini berdampak pula terhadap kinerja mereka; karena dengan pekerjaan semaksimal atau seminimal mungkin seorang PNS tetap mendapat sejumlah gaji yang tetap disertai tunjangan.
Namun tidak semua PNS hanya termotivasi karena materi. Banyak juga PNS yang memilih profesi ini karena memang mereka ingin mengabdi kepada negara. Mereka tidak terlalu bermasalah jika gaji dan tunjangan mereka tidak besar, diberi posisi/jabatan yang tidak tinggi namun kinerja mereka tetap baik karena mereka menjadi PNS semata-mata untuk mengabdi kepada negara.
Jika penulis yang sekarang ini masih menyandang status sebagai mahasiswa diberikan kesempatan untuk menjadi PNS, maka penulis berharap agar tetap mempertahankan idealisme dan motivasi untuk mengabdi kepada negara. Dengan begitu, penulis dapat memberikan kontribusi untuk mengikis kasus korupsi di tubuh lembaga negara. Penulis juga berharap kualitas pelayanan yang diberikan oleh PNS dapat maksimal demi terwujudnya cita-cita negara sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat.
Mawla Robbi, Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran, Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Unpad 2013, Peserta PPSDMS Nurul Fikri Regional 2 Bandung Angkatan VI
Apa Kontribusi PNS ke Masyarakat?
Reviewed by Unknown
on
2:39:00 AM
Rating:
No comments:
Post a Comment