Tahlil sebagai Kesimpulan Kesatuan Etika, Logika dan Estetika Perspektif Ajaran Islam

Sebagai kesimpulan karangan ini adalah dengan menetapkan, memikirkan dan merasakan bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah (La illaha ilallah), kalimat ini adalah kalimat Tahlil.
  1. Para moralis yang mampu memutuskan perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk, merasakan bahwa Allah Yang Maha Suci (Al Quddus) telah menetapkan berbagai hukum dan aturan dalam serba-serbi kehidupan ini. Mereka sudah selayaknya sehabis shalat berzikir “Subhanallah”.
  2. Para ilmuwan yang mampu memikirkan rencana, tindakan serta evaluasi mana yang benar dan mana yang salah, merasakan bahwa Allah Yang Maha Benar (Al Haq) telah memberikan berbagai rezeki, kesehatan, lingkungan yang nyaman sesuai hukum-Nya (sunnatullah). Mereka sudah selayaknya berzikir”Alhamdulillah”.
  3. Para seniman yang mampu merasakan cipta, rasa dan karsa mana yang indah dan mana yang jelek, merasakan bahwa Allah Yang Maha Besar (Al Mutakkabir) sebagai Seniman Yang Maha Agung telah menciptakan berbagai keindahan bentuk, warna, bunyi dalam ruang dan waktu kehidupan ini. Mereka sudah selayaknya sehabis shalat berzikir “Allahu Akbar”.


Sumber: Logika, Etika dan Estetika Islam. Inu Kencana Syafiie. PT Pertja, Jakarta, 1998. Hlm 110
Tahlil sebagai Kesimpulan Kesatuan Etika, Logika dan Estetika Perspektif Ajaran Islam Tahlil sebagai Kesimpulan Kesatuan Etika, Logika dan Estetika Perspektif Ajaran Islam Reviewed by Santana Primaraya on 2:39:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.