Referensi Ilmu Buku Islam: Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam
Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A
Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam
PT Logos Wacana Ilmu, 1999, Jakarta
Hal 5
Dr. Yusuf al-Qardhawi memberi pengertian ‘Pendidikan Islam’ sebagai berikut:
“Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam dan perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”.
Yusuf al-Qardhawi, Pendidikan islam dan Madrasah Hasan al-Banna, terj. Bustani A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 39
Hal 6
Secara agak teknis Endang Syaifuddin Anshori memberikan pengertian pendidikan Islam adalah:
“Proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga objek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam”.
Endang Syaifuddin Anshori, Pokok-pokok Pikiran tentang Islam (Jakarta: Usaha Interprises, 1976) h.85
Hal 7
Tujuan pendidikan Islam:
- Tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu, pelajaran (learning) dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, dan pada persiapan yang dimestikan kepada mereka pada kehidupan dunia dan akhirat.
- Tujuan-tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan ini tentang perubahan yang diingini dan pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diingini.
- Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai suatu aktivitas di antara akivitas-aktivitas masyarakat.
Omar Mohamma al-Youmy al-Syaiban, Falsafah Pendidikan Islam ter. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979) h.399
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Al Dzariyat 51:56)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran 3:102)
Hal 9-11
Sumber pendidikan Islam:
- Al-Quran
- Sunnah Nabi saw
- Kata-kata Sahabat Nabi saw
- Kemaslahatan masyarakat
- Nilai-nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan sosial
- Hasil-hasil pemikiran dalam Islam
Hal 12-14
Karakteristik pendidikan Islam adalah:
1) Penguasaan Ilmu pengetahuan
Sabda rasul saw, “Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban atas setiap muslim.”
2) Pengembangan Ilmu Pengetahuan
“Orang-orang yang menyembunyikan ilmu akan dilaknat oleh semua makhluk, termasuk ikan di laut dan burung di langit”. (HR Ibny al-Jauzi dari Said)
Penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Sabda rasul saw, “Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
3) Penguasaan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah untuk pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum.
“Tuntutlah olehmu sekalian ilmu pengetahuan itu sekehendakmu, tetapi demi Allah,mereka tidak akan memperoleh pahala karena mengumpulkan ilmu saja, tanpa diamalkan.” (HR Abu al-Hasan bin Khazem dari Anas).
4) Penyesuaian kepada perkembangan anak.
5) Pengembangan kepribadian
Penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Setiap anak didik diberi dan didorong untuk mengamalkan ilmu pengetahuan sehingga benar-benar bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat Islam secara keseluruhan
“Bila manusia mati,putuslah segala usahanya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Hal 75
Filsafat pendidikan menurut Mohammad Labibal-najihi adalah suatu aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.
Dr. Omar Mohamma al-Youmy al-Syaiban mengemukakan pentingnya penentuan suatu falsafat bagi pendidikan Islam sebagai berikut:
Filsafat pendidikan itu dapat menolong perancang-perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakan pendidikan dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran yang sehat terhadap proses pendidikan. Di samping itu dapat menolong terhadap tujuan-tujuan dan fungsi-fungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah pendidikan.
Filsafat pendidikan dapat membentuk asas yang khas menyangkut kurikulum, metode, alat-alat pengajaran dan lain-lain.
Filsafat pendidikan menjadi azas yang terbaik untuk mengadakan penilaian pendidikan dalam arti menyeluruh. Penilaian pendidikan meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dan institusi-institusi pendidikan
Filsafat pendidikan dapat menjadi sandaran intelektual bagi pendidik untuk membela tindakan-tindakan mereka dalam bidang pendidikan. Dan hal ini juga sekaligus untuk membimbing pikiran mereka di tengah kancah pertarungan filsafat umum yang menguasai dunia pendidikan.
Filsafat pendidikan Islam yang berazaskan ajaran Islam akan membantu ummat Islam untuk pendalaman pikiran bagi pendidikan Islam dan mengkaitkannya dengan faktor-faktor spiritual, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain, dalam berbagai bidang kehidupan.
Omar Mohamma al-Youmy al-Syaiban, Falsafah Pendidikan Islam ter. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979) h.31
Hal 79
Ibn Sina menyempurnakan teori al-farabi tentang ‘Negara Utama’ (al-Madinah al-Fadhilah). Dibentuknyalah teori baru yang secara umum dinamakan ‘Negeri Adil Makmur’ yang berasal dari tiga sumber yang penting, yaitu:
Al Madinah al-Fadhilah’, Negeri Makmur Kolektif
Madinah Adilah, Negeri Keadilan
Madinah al-Hasan es Sierah, Negeri berakhlak tinggi.
Hal 80
Konsepsi kenegaraannya ini ditulis Ibn Sina dalam bukunya al-Siyasah (politik) yang secara garis besarnya berisikan hal-hal mengenai keluarga, susunan rumah tangga dan pendidikan.
Keluarga, susunan rumah tangga dan pendidikan adalah 3 lapangan yang berbeda-beda. Tetapi Ibn Sina telah menghimpun ketiganya sebagai unsur-unsur dari sebagian negeri yang tidak bisa dipisahkan. Membicarakan negeri berarti memperbincangkan soal politik, sekaligus membicarakan keluarga dan rumah tangga dan juga membahas soal pendidikan.
Jika kita disimpulkan pendapat Ibn Sina tersebut adalah sebagai berikut:
Negeri adalah suatu badan politik
Rumah tangga adalah sumber utama dan sumber inspirasi negara
Pendidikan adalah jalan yang esensial untuk kebahagiaan negara
Referensi Ilmu Buku Islam: Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam
Reviewed by Santana Primaraya
on
5:26:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment