Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi,"Apakah benar," teriak dia, "bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?"
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah dia tidak mendengar pertanyaan.
"Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?" ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa."
"Oh, maaf," saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."
Sumber: Ketawa.com
Jargon Kampanye yang Membingungkan
Tim sukses SBY sedang pusing melakukan pembenahan di Palembang, alasannya : Ketika mereka memunculkan jargon "SBY berbudi", mereka tidak memikirkan kalau di palembang arti kata Budi = Menipu/berbohong.Jadi artinya SBY berbudi = SBY berbohong, sehingga slogan-slogan di Palembang yang naik cetak harus dibatalkan semua.
Oleh karena itulah orang Palembang lebih suka SBY berpasangan dengan Hatta Rajasa agar jargonnya jadi "SBY berjasa"
Tetapi masih untung SBY tidak berpasangan dengan Salahudin karena jargonnya jadi "SBY bersalah"
Dan juga PAN tidak jadi mengajukan ketumnya Sutrisno Bachir karena jadi "SBY berachir"
Namun siapapun "ber sama nya, tetap SBY depannya"....termasuk Rani kalo jadi cawapres menjadi "SBY berani".
Sumber: Ketawa.com
Menggunakan Uang Kelas untuk Kepentingan Pribadi
Amir adalah anak seorang pejabat negara yang bertugas dalam bidang keuangan. Kebetulan, Amir pun merupakan bendahara di sekolahnya.Suatu hari, ia ketahuan menggunakan uang kelas itu untuk keperluan pribadi. Dipanggillah ia ke ruang guru.
Guru: "Mengapa kau gunakan uang itu untuk kepentinganmu sendiri? Padahal itu kan uang milik temanmu! Apakah kau sedang terdesak?"
Amir: "Tidak, Bu..."
Guru: "Lalu mengapa? (Amir hanya terdiam.) Cepat katakan! Jika tidak, akan saya laporkan kepada ayahmu!!"
Amir: "Laporin aja, Bu ..., toh ayah saya yang mengajarkan saya."
Sumber: Ketawa.com
Dosen yang Juga Menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang :Tono : "Saya heran dosen ilmu politik, kalau ngajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri."
Udin : "Ah, gitu aja diperhatiin sih Ton."
Tono : "Ya, Udin tahu ngak sebabnya."
Udin : "Barangkali aja, cape, atau kakinya gak kuat berdiri."
Tono : "Bukan itu sebabnya Din, sebab dia juga seorang pejabat."
Udin : "Loh, apa hubungannya?!!"
Tono : "Ya kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain."
Udin : "???"
Sumber: Ketawa.com
Kumpulan Humor Politik Edisi 4
Reviewed by Unknown
on
10:51:00 PM
Rating:
2 comments:
keren>>> http://www.mediatamamag.com/2013/11/kumpulan-humor-politik-edisi-4.html
Humornya lucu haha
Post a Comment