Melakukan Incest, Hubungan Intim dalam Keluarga Sedarah, Bimbingan Seksualitas

Baca Referensi Serupa Lain (Klik Disini)

Apa yang ada dalam benak seorang bapak ketika harus menggauli anak sendiri? Apa yang menjadi faktor kebiadaban seorang kakak ketika harus menggauli adik-adiknya sendiri? Sekian banyak tanya telah lama kita ajukan sebagai makhluk beradab tapi kasus incest kian hari semakin meggejala. Berita surat kabar dan televisi saban hari memberitakan kasus biadab ini.

Secara sederhana incest dapat diartikan hubungan intim dengan keluarga sedarah atau dengan keluarga yang masih muhrim. Islam sangat mengecam perilaku biadab ini. Islam agama fitrah telah mengatur hubungan lawan jenis utamanya yang terkait dengan pertalian darah.

“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa: 23).

Sebagian kasus incest dilakukan atas suka sama suka antara adik-kakak. Namun incest umumnya juga sebuah pemerkosaan terhadap anak atau adik sendiri. Jika dilakukan dengan sadar antardua sejoli ini, maka keduanya menjadi insan terkutuk di hadapan Allah SWT. Namun jika sebuah pemaksaan atau pemerkosaan, maka si pemerkosa yang menaggung semua beban dosa atas semua kebiadabannya.

Menurut para psikolog, incest diakibatkan beban himpitan hidup yang kian berat sehingga umumnya manusia modern menjadi stress dan untuk menghilangkan stersnya itu dia melampiaskan melalui seks kepada siapa saja. Incest juga diakibatnya miras dan narkoba. Seseorang yang terpangaruh minuman haram itu sudah kehilangan akal sehatnya.

Incest diakibatkan juga perkawinan yang tidak harmonis umpamanya banyak konflik, istri bekerja di tempat jauh, dan suami nganggur yang selalu ada di rumah. Para ahli juga berpendapat bahwa incest dapat juga diakibatnya kondisi tempat tinggal yang tidak nyaman, terlalu sempit dan berdesak-desakan akibatnya sering kontak fisik antarlawan jenis sedarah.

Namun faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap incest adalah keimanan dan moral yang bersangkutan. Dalam kondisi apapun jika hati si pelaku diliputi suasana keimanan yang baik tidak mungkin terjadi yang demikian. Rasulullah pun pernah bersabda bahwa tidak mungkin seorang berzina sementara saat berzina dia dalam keadaan beriman.