Mengenal Keperawanan Wanita, Bimbingan Seksualitas

Perawan sebuah kata yang berkonotasi positif dan secara umum berarti suci, sehingga seorang wanita yang bisa menjaga keperawanan acapkali disebut sebagai wanita yang bisa menjaga kesuciannya. Karena itu tidaklah heran jika seorang pria menginginkan calon istrinya adalah wanita yang masih perawan.
Hal itu terbukti, kendati zaman semakin maju dan pergaulan serta pengetahuan semakin luas, tapi para pria khususnya di Indonesia, masih tetap mengagungkan keperawanan untuk calon istrinya. Ironisnya, sekalipun si pria itu belum tentu perjaka tulen, tapi ia tetap menginginkan calon istrinya perawan.
Keperawanan bagi seorang pria memang teramat penting, karena wanita yang tidak perawan lagi biasanya dinilai sebelumnya ada yang “mendahului” dan hal ini akan menjadi obsesi berkepanjangan serta akan menjadi pondasi keretakan rumah tangga. Bagi pria sendiri, ia memiliki alasan kuat untuk mencerai istrinya. Untuk itu, keperawanan atau kesucian nilainya sangat tinggi.
Mengapa keperawanan begitu penting bagi pria bahkan bagi wanita sendiri?
Karena keperawanan hanya terjadi/dimiliki sekali dalam hidup si wanita. Dan si pria yang pernah mendapatkan keperawanan seorang wanita (dalam sebuah pernikahan) akan merasakan sebagai pria sejati dan sukses. Bahkan boleh dikatakan, salah satu pondasi kasih-sayang pria dalam rumah tangga adalah ketika mendapatkan si istrinya masih perawan (pada malam pertama).
Keperawanan memang identik dengan moralitas. Kelompok, kaum atau bangsa yang tidak menghargai keperawanan akan mendapatkan generasinya hanyut dalam dosa. Mereka akan menganggap perempuan sebagai “hewan percobaan” dan harganya bisa dihitung materi (uang). Mereka seenaknya mempermainkan seks dan menginjakinjak perempuan tanpa ada rasa tanggung jawab atau tidak merasa berdosa merusak kesucian wanita.
Selaput dara erat kaitannya dengan dunia kedokteran. Sekalipun masalah ini sedikit vulgar, namun untuk menambah pengetahuan, terutama bagi wanita, tidak ada salahnya kita ungkap sekilas dengan harapan kita lebih dewasa dalam menyikapi selaput dara atau keperawanan.
Menurut ilmu kedokteran, selaput dara pada seorang wanita bisa tidak ada atau sekalipun ada mungkin bentuknya tidak sempurna. Jadi pada dasarnya tidak semua wanita memiliki selaput dara yang utuh. Namun dunia kedokteran sendiri mengakui keumuman wanita memiliki selaput dara utuh dan sangat jarang selaput daranya tidak ada atau tidak utuh.
Selaput dara bisa hilang bukan hanya dengan hubungan intim saja, melainkan bisa juga dengan kecelakaan fisik atau trauma. Sekalipun demikian, ada perbedaan yang mencolok antara rusaknya selaput dara akibat kecelakaan dengan rusaknya selaput dara akibat persetubuhan. Selaput dara yang rusak akibat kecelakaan bentuknya tak teratur. Sedangkan yang rusak akibat hubungan intim bentuknya tidak terlalu rusak.
Menurut dr. H. Achmad Biben, DSOG. dokter spesialis kebidanan dan ilmu penyakit kandungan, bahwa selaput dara yang rusak akibat hubungan intim bentuknya khas yaitu menunjukkan (menyerupai) pukul 04.00 hingga 07.00. Umumnya selaput dara itu melingkar di dalam kelamin wanita atau bentuknya melingkar bulat mengelilingi vagina. Adakalanya tidak melingkar melainkan menutup lubang rahim (kriptomenorhea) sehingga wanita tidak bisa haid (harus dioperasi). Dan adakalanya memanjang sekitar lubang kelamin. Sebagian selaput dara bentuknya ada yang bergerigi.
Umumnya selaput dara itu tipis, sekalipun demikian ada sebagian wanita yang memiliki selaput dara tebal sehingga sekalipun pernah hubungan intim, selaput dara itu tidak robek. Bahkan ada kasus ibu yang melahirkan tapi selaput daranya tetap utuh. Namun tentu saja kasus seperti ini sangat langka dan pada umunya selaput dara itu tipis dan robek ketika hubungan intim (HU. Pikiran Rakyat, 26 September 1997).
Menurut dunia kedokteran, keluarnya darah ketika malam pertama itu disebabkan selaput dara yang bentuknya tipis dan melingkar seputar vagina wanita robek. Untuk itu, cerita yang tersebar di masyarakat bahwa hubungan intim malam pertama identik dengan percikan darah itu bisa dibenarkan karena itu memang umum terjadi.
Tapi mengingat sebagian wanita ada yang tidak memiliki selaput dara atau selaput daranya tidak utuh (dari bawaan), maka hubungan intim pertama itu tidak mesti berarti percikan darah dan seorang laki-laki tidak bisa sembarangan menuduh bahwa istrinya tidak suci lagi. Hal ini perlu dimusyawarahkan dengan istri. Jangan mengorbankan sesuatu yang agung (pernikahan) hanya karena ketidaktahuan. Lelaki yang bijaksana tentu laki-laki yang tahu ilmu tentang selaput dara (keperawanan) dengan berbagai lika-likunya.

Keperawanan dalam Masyarakat Islam

Kesucian merupakan tanda yang dapat menunjukkan apa yang terdapat dalam hati dan tingkah laku di luar, sebaliknya kepewaranan merupakan petunjuk anatomis yang memperlihatkan keutuhan selaput dara (hymen). Karena biasanya selaput dara rusak disebabkan masuknya organ laki-laki pada kelamin perempuan untuk pertama kali (deflorasi).
Selaput dara yang utuh diharapkan terdapat pada gadis yang belum melakukan hubungan seksual kecuali jika terjadinya kecelakaan yang menyebabkan trauma terhadap selaput dara. Pada masa awal norma sosial kaum liberal, kurang-lebih seabad yang lalu, masyarakat diindoktrinasi dengan ajaran bahwa selaput dara dapat robek karena berkuda, bersepeda atau karena senam. Pernyataan seperti itu tidak benar, tetapi kerena telah meluas sehingga dianggap suatu kebenaran (yang salah kaprah). Sehingga berakibat semakin banyak selaput dara yang tidak utuh lagi tetapi tidak menimbulkan rasa malu karena adanya alasan yang dapat diterima.
Banyak masyarakat Barat yang terkejut sekali ketika diberitahu bahwa di masyarakat muslim, gadis-gadisnya tidak melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan dan keperawanan hingga saat pernikahan bisa dipertahankan seratus persen (Prof. Dr. Hassan Hathout: 1997).
Penghargaan yang diberikan terhadap keperawanan dalam masyarakat muslim mempunyai pengaruh dalam praktek ginekologi. Dokter ahli kandungan memeriksa gadis-gadis yang belum menikah sedapat mungkin menghindari pemeriksaan melalui vagina dan jika terpaksa biasanya dengan cara panggul melalui dubur. Demikian juga tampon untuk menstruasi tidak digunakan oleh gadis-gadis yang belum menikah, tetapi hanya kain alas (pembalut) yang mereka gunakan.
Di masyarakat muslim, luka kecelakaan pada selaput dara karena jatuh menimpa benda tajam ditangani secara serius dan dirawat secara cermat. Adapun khusus untuk kasus kriptomenorhea yaitu selaput dara yang menutupi lubang rahim (hymen imperfora) sehingga wanita tidak bisa mengeluarkan darah haidl, dioperasi dengan tidak merusak selaput dara. Operasi tersebut membuat lubang untuk keluarnya darah haid selanjutnya dijahit dengan cermat dan selaput daranya tetap utuh.
Dokter ahli kandungan di masyarakat Islam harus memberikan bimbingan, misalnya kalau selaput dara terlalu elastis dan karena lentur tidak robek pada malam pertama perkawinan, sehingga pendarahan yang diharapkan tidak terjadi. Kadang-kadang dokter dimintai penjelasan oleh pengadilan dalam kasus laki-laki yang mengajukan cerai pada istri yang menurutnya tidak perawan lagi (tidak berdarah). Dokter harus memberikan penjelasan mengenai hal itu bahwa tidak selamanya selaput dara robek pada malam pertama.
Dengan norma-norma tersebut, keutuhan moral masyarakat terjaga. Dampak positifnya, tidak terjadi kasus free love dan free sex karena masing-masing baik laki-laki atau wanita mengetahui batasbatas kesucian dan harus mempertahankan keperawanannya.
Mengenal Keperawanan Wanita, Bimbingan Seksualitas Mengenal Keperawanan Wanita, Bimbingan Seksualitas Reviewed by Unknown on 8:02:00 PM Rating: 5

1 comment:

Unknown said...

Bagi lelaki, tentunya pengen calon istrinya masih perawan loh ya...

Powered by Blogger.