Cara Memperlambat Dampak dari Pemanasan Global

Baca Referensi Serupa Lain (Klik Disini)

Bisakah kita memperlambat dampak pemanasan global? Tentu saja!

Kita semua bisa mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), antara lain karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitroksida (N2O), ke atmosfer. Tak mau, kan, suhu Bumi naik terlalu cepat karena jumlah GRK terlampau banyak? Berikut ini adalah langkah-langkah perubahan yang bisa kita lakukan sehari-hari. Kalau bukan kita, siapa lagi?

1. Batasi Penggunaan Kertas 

Jika harus mem-print sesuatu, minimalkan penggunaan kertas dengan cara mencetak secara bolak-balik. Atau, gunakan kertas bekas yang salah satu sisinya masih kosong. Ingat, lebih banyak kertas digunakan, berarti lebih banyak pohon ditebang untuk menghasilkan bubuk kertas. Padahal, pohn berfungsi sebagai penyerap CO2. 

2. Ubah Makanan Jadi BBM 

Selama ini, bensin dan solar dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Selain berasal dari minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui, bahan bakar ini juga merupakan sumber utama CO2. Kenapa tidak menggunakan biodisel dan bioetanol? Bahan bakar ini berasal dari sumber terbarukan, yaitu minyak tetumbuhan, yang menghasilkan emisi CO2 lebih minim.

Sejauh ini, biodisel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah minyak jarak dan kelapa sawit. Sedangkan bioetanol bisa diproduksi dari proses fermentasi singkong, jagung, ubi jalar, sagu, sampai sari tetes tebu.

3. Hindari Screen Saver

Jika harus meninggalkan komputer dalam keadaan menyala, jangan aktifkan screen saver. Bukannya menghemat energi, screen saver malah lebih banyak memakan energi dan mengeluarkan emisi CO2. Mematikan komputer saat tak digunakan bisa mengurangi emisi CO2 hingga 83%, menjadi 63 kg per tahun. Pertimbangkan untuk menggunakan laptop dibanding desktop, karena menurut WWF-Indonesia, laptop mengkonsumsi listrik 5 kali lebih sedikit dari desktop. TV, DVD player, HiFi, maupun home theater juga sebaiknya tidak dibiarkan dalam keadaan standby saat tak digunakan.

4. Ganti Bola Lampu 

Ayo, ganti lampu light-emitting diodes (LED), yang biasa dikenal dengan lampu pijar, dengan compact fluorescent lightbulb (CFL) atau lampu neon yag memiliki daya listrik lebih kacil. Dengan CFL, kamu bisa menghemat listrik dengan jumlah yang signifikan. Meski memiliki daya kecil, 5-20 watt, cahaya yang dihasilkan tak kalah dari LED. Jika digunakan dengan benar, CFL bisa bertahan hingga dua tahun. Kini ada teknologi baru yang lebih hemat lagi aripada CFL, yaitu solid state lighting (SSL). Karena konsumsi watt yang kecil, sumber panas yang dihasilkannya pun sangat rendah, dan penempatannya yang fleksibel, yaitu bisa dipasang di titik bekas lampu pijar. Meski harganya lebih mahal, namun lampu ini dapat bertahan hingga lima tahun. Dan yang pasti, kamu sudah mengurangi konsumsi listrik yang kebanyakan masih dihasilkan dari pembangkit berbahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara), yang mengeluarkan emisi CO2. 

5. Periksa Tekanan Ban

Perhatikan tekanan ban mobil. Ini karena tekanan ban yang kurang, memerlukan bahan bakar yang lebih banyak. Kenapa? Ketika tekanan ban berkurang, diameter efektif roda akan mengecil karena tekanan berat kendaraan. Oleh karena itu, jarak tempuh perputaran roda juga memendek, sebanding dengan pengurangan diameter roda. Akibatnya, roda perlu berputar lebih banyak untuk menempuh jarak yang sama. Dengan begitu, diperlukan bahan bakar lebih banyak. Roda dengan tekanan angin yang kurang juga menambah beban tarikan mesin karena porsi putar harus lebih besar untuk menggerakkan beban yang sama. 

6. Lepaskan Dasi

Pada 2005, Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi, menghimbau karyawan di negara itu untuk menggunakan jas dan dasi ke kantor selama musim panas. Dia juga meminta setiap gedung perkantoran memasang termostat AC pada suhu 280 Celcius. Di satu musim panas, kebijakan itu pernah berhasil mengurangi emisi CO2 hingga 71.700 ribu ton. Jadi, gunakan saja dasi atau setelan resmi pada saat tertentu, misalnya ketika bertemu klien. Selebihnya, kenakan pakaian kerja yang lebih casual, namun tetap terlihat profesional. 

7. Mengemudi Cerdas

Matikan mesin mobil saat menunggu. Karena dalam keadaan idle yang putarannya rendah (sekitar 700 rotasi per menit), bahan bakar tidak dapat terbakar dengan sempurna. Akibat pembakaran yang tidak sempurna itu, dihasilkan gas buangan yang lebih banyak mengandung unsur CO2 atau N2O. Sebaiknya kita juga selalu memanaskan mobil sebelum menggunakannya. Ini karena emisi mesin yang masih dingin lebih besar dibanding yang sudah panas. Jangan lupa servis mesin kendaraan secara rutin.

8.Buka Jendela

Di Amerika, sebagian besar dari 22,7 ton emisi CO2 yang dilepaskan tiap tahun berasal dari rumah. Kita dapat mengurangi emisi CO2 dengan membatasi pemakaian AC. Buka saja jendela lebar-lebar. Atau, gunakan AC yang hemat listrik. Sesuaikan termostat AC dengan suhu diluar rumah. Bersihkan dengan teratur coil kulkas. Psang temperatur kulkas pada suhu 2-30 C dan freezer pada -180 C hingga -150 C. Sediakan ruangan yang cukup antara kulkas dengan dinding untuk sirkulasi udara. Panas yang terjebak dapat meningkatkan konsumsi energi. Maksimalkan kapasitas kulkas dan mesin cuci. Jika cuaca cerah, hindari penggunaan pengering.

9. Gunakan Pupuk Organik

Ketika petani memupuk lahan pertanian, sebagian pupuk yang mengandung nitrogen berubah menjadi N2O, yang menimbulkan efek GRK 320 kali lebih besar daripada CO2. Beralihlah ke kompos yang bisa kita buat sendiri dari sampah organik rumah tangga dan kebun. Selain lebih sedikit mengandung nitrogen, kita juga bisa mengurangi timbunan sampah organik. Setelah membusuk, sampah ini menghasilkan CH4 yang memiliki efek GRK 20 kali lebih besar dari CO2.

Sebaiknya kita juga mengrangi penggunaan pestisida kimiawi. Selain bisa membunuh hama, zat ini juga akan membunuh mikroorganisme yang menahan karbon tetap dalam tanah. Akibatnya, karbon terlepas ke udara sebagai CO2.

10. Pakai Baju Bekas

Tak perlu malu jika menggunakan baju warisan, atau membeli baju bekas, karena kita justru telah mengurangi konsumsi energi yang digunakan untuk memproduksi maupun memasarkan pakaian baru. Setiap helai pakaian yang kita pakai berdampak pada lingkungan, lho. Misalnya, ada beberapa jenis tekstil sintetis yang mengandung minyak bumi. Bahkan katun yang berasal dari kapas, ternyata seperempatnya mengandung pestisida.

11. Tanam Rumpun Bambu 

Menanam pohon besar memang membantu penyerapan CO2. Tapi akan lebih baik kalau kita menanam bambu. Tanaman ini ternyata mampu menyerap CO2 empat kali lebih banyak dari tanaman biasa, karena lebih cepat tumbuh. Namun hanya penanaman bambu secara luas yang akan membuat tanaman ini menyerap CO2 lebih cepat dibandingkan melepaskannya. Jadi, berapa luas halaman rumah kita?

12. Naik Kendaraan Umum

Transportasi menyumbang 14% emisi GRK ke atmosfer. Jdi, sebaiknya kita mengurangi jumlah kendaraan bermotor di jalan dengan menggunakan transportasi umum kemana-mana. Kita bisa memilih bus, kereta api, bajaj, ojek, taksi, angkutan kota. Apalagi kini mulai dioperasikan kendaraan umum berbahan bakar gas yang ramah lingkungan-busway. Selain turut mengurangi emisi CO2, kita tak perlu menghabiskan berliter-liter BBM dan berlelah-lelah menyetir kendaraan menembus kemacetan. Atau, nebeng kendaraan teman yang kebetulan searah juga patut dicoba.

13. Kurangi Konsumsi Daging Sapi 

Ya, apa yang kita makan ternyata turut meningkatkan jumlah emisi GRK. Industri daging internasional diperkirakan menyumbang sekitar 18% dari emisi GRK dunia. Ternak sapi, misalnya, setiap hari mengeluarkan sekitar 60 liter CH4, ketika rumput berfermentasi di dalam pencernaannya. Ada kurang lebih 1,5 miliar ternak sapi dan kerbau di planet ini, dan 1,7 miliar domba serta kambing. Populasi mereka bertambah pesat, terutama di negara-negara berkembang. Diperkirakan bahwa produksi daging dunia akan meningkat dua kali lipat antara 2001 dan 2050. Meghitung-hitung jumlah energi yang dikonsumsi untuk memelihara, mendistribusikan dan menjual ternak-ternak ini, sepiring daging steak tentu menyumbang GRK cukup besar ke atmosfer. Mungkin ini saatnya beralih ke gaya hidup vegeterian, ya.

14. Naik Mobil Bareng

Kalau memutuskan tetap menyetir mobil, coba ajak tetangga yang lokasi kantornya searah atau berdekatan dengan kantor kita, agar kapasitas penumpang penuh. Bagi yang berkantor di sepanjang Jalan Sudirman dan M.H Thamrin, Jakarta, yang setiap pagi dan sore diberlakukan peraturan 3 in 1, tentu jadi lebih praktis, kan?

15. Jangan Pakai Kantung Plastik

Ini faktanya: kantong plastik yang kita bawa dari supermarket, mal atau pasar akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Setiap tahun, dari 500 milyar lebih kantong plastik yang didistribusikan di dunia, hanya kurang dari 3% yang didaur ulang. Padahal, kantong plastik yang umumnya berasal dari polyethilene bisa memakan waktu 1.000 tahun untuk diuraikan, dan melepaskan GRK yang membahayakan. Coba gunakan kantong kain (lebih baik lagi yang terbuat dari serat alami) saat berbelanja nanti. Dengan begitu, kita bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. 

16. Beli Produk Lokal

Produk makanan dan minuman lokal tentu tak memerlukan jalur distribusi jarak jauh. Ini berarti, lebih sedikit CO2 yang dikeluarkan mobil-mobil pengangkutnya. Selain itu, sebaiknya konsumsi buah dan sayuran sesuai musimnya. Sekali lagi, kita turut meghemat biaya transportasi yang harus ditanggung, sehingga tak perlu membelinya dengan harga yang mahal. Kalau perlu, tanam saja buah dan sayuran kita sendiri di halaman. Ternyata tak sesulit yang kita kira, kok.

17. Hidup Efisien. 

Setiap aktivitas kita berdampak pada planet yang kita iami ini, dan punya andil pada perubahan-perubahan iklim yang tengah terjadi. Hidup efisien. Meditasi. Konsumsi apa pun lebih sedikit. Lebih banyak berpikir. Bergaul dengan tetangga. Meminjam dan bersedia meminjamkan jika perlu. Usahakan mengkonsumsi energi seminim mungkin dalam setiap kegiatan kita, tetapi tetap nyaman. Semakin efisien hidup kita, berarti semakin hemat energi.

Cara Memperlambat Dampak dari Pemanasan Global Cara Memperlambat Dampak dari Pemanasan Global Reviewed by Unknown on 8:29:00 PM Rating: 5

2 comments:

dede said...

http://www.mediatamamag.com/2013/11/cara-memperlambat-dampak-dari-pemanasan.html

Anonymous said...

With a family history of breast cancer my mother died from it at age I was extremely anxious to get this done right away.and the eminent Islamic physician of FRANKINCENSE Made from the gum or sap extruded from Boswellia trees frankincense has long been used in treatments for chest infections stomach complaints and skin conditions. [url=http://acheterpropeciafrance.com/#uylujgx]le propecia[/url] Quick Hit The presence or absence of HTN is useful in dif ferentiating the causes of hypokalemia.SUPERIOR VENA CAVA Blood enters heart HEART LUNG RIGHT ATRIUM INFERIOR VENA CAVA TRICUSPID VALVE Pulmonary valve RIGHT VENTRICLE PULMONARY ARTERY CO is LUNG CAPILLARIES exhaled O is inhaled LEFT ATRIUM MITRAL VALVE PULMONARY VEIN Blood travels to all parts of the body AORTA Aortic valve LEFT VENTRICLE FIGURE Pathway of blood through the heart.The epigenetic bottleneck of neurodegenerative and psychiatric diseases.the Valsalva maneuver.

Powered by Blogger.