Baca Referensi Serupa Lain (Klik Disini) |
Tidak ada persahabatan sejati antardua lawan jenis kecuali akan terjerumus kedua-duanya dalam kubangan syahwat. Dan tidak akan pernah seseorang berdua menyepi dengan lawan jenis kecuali setan yang ketiganya. Keindahan dan keceriaan saat berduaan adalah ibarat racun berbalut madu. Sebuah keindahan dan keceriaan yang akan menjerumuskan mereka pada jurang kehinaan dan sengaja mencampakkan harga dirinya sebagai seorang muslim atau muslimah.
Untuk itu, menyepi berdua baik bukan dalam rangka pacaran seperti belajar bersama, ngobrol dengan teman, atau sekedar iseng maupun dengan dalih berpacaran, jelas dilarang.
Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak boleh seorang di antaramu berduaan dengan perempuan lain (yang bukan muhrimnya)”. (HR. Ahmad).
Kenapa Rasulullah Saw. begitu tegas melarang hal ini? Karena perzinaan diawali dengan berkhalwat atau menyepi berduaan. Setan tidak akan sekaligus menjerumuskan seseorang pada perzinaan, namun terlebih dahulu menggiringnya ke lembah zina tanpa mereka sadari. Mulai berduaan, lantas berpegangan tangan, saling raba, berciuman, dekapan, kemudian sampailah pada zina, hubungan intim tanpa ikatan pernikahan. Na’udzubillahi min dzalik.
Kondisi ini nampaknya telah membudaya. Muda-mudi hilir mudik setiap malam minggu untuk melampiaskan nafsunya. Ketika sebagian orang tua melarangnya, mereka selalu menuduhnya kuno, ketinggalan zaman, dll. Mereka selalu berpikir pengekangan terhadap hasrat cinta adalah “budaya Siti Nurbaya” yang tidak relevan dengan kondisi zaman. Akhirnya khalwat pun menjadi budaya yang menjijikkan.
Berbagai riset baik di luar maupun di dalam negeri telah menunjukkan betapa eratnya hubungan remaja modern dengan konsepsi seks. Bahkan mereka telah mencapai taraf penerapan atau melakukan, bukan hanya mengetahui. Ramonasari (1996: 304) mengungkapkan bahwa hampir 80% remaja melakukan seks dengan pacarnya (di luar nikah) dalam jangka waktu pacaran kurang dari satu tahun. Matra (94/Mei/94: 58-69) memaparkan berbagai kisah erotis yang dijalani pemuda-pemuda berusia 17–35 tahun yang berprofesi sebagai gigolo. Unit riset dan perubahan tingkah laku Universitas Edinburgh dalam survey terhadap 4000 remaja, menemukan 35% remaja yang berusia 15 tahun ke bawah melakukan hubungan seks (Gatra No. 13/12/97: 97). Data-data tersebut dapat diperpanjang lebih banyak lagi dan kesemuanya mengarah pada satu titik persoalan, semakin dekatnya remaja dengan perilaku seks bebas.
Bagi mereka yang masih memiliki nilai-nilai keimanan, apakah terhadap kekasihnya (calon istrinya) atau terhadap orang lain baik dengan dalih belajar bersama, dll., tidak akan berani menyepi berduaan karena merasa kehadiran Allah SWT dalam hidupnya. Merekalah yang selamat dari kehinaan.
Sabda Rasulullah Saw.: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi-sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi muhrimnya, sebab bila demikian setanlah yang menjadi pihak ketiganya.” (HR. Ahmad).
Islam sungguh arif dalam mengatur hubungan pria dan wanita, jangankan berzina mendekati pun divonis haram. Ikhtilat adalah perilaku yang jelas-jelas mendekatkan dirinya pada perzinaan. Larangan mendekati zina untuk menjaga kemuliaan manusia agar tidak terjerumus pada rayuan setan yang menyesatkan. Firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk”. (QS. Al-Israa: 32).
Melakukan Menyepi Berdua, Khalwat, Bimbingan Kemesraan
Reviewed by Unknown
on
5:33:00 AM
Rating:
No comments:
Post a Comment