Bab 2 Metode Magang (Laporan Akhir/Skripsi D IV IPDN)

BAB II METODE MAGANG

Judul Laporan Akhir/Skripsi: Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan dalam Pemberian Legalitas Bangunan yang Terpadu di Kota Bekasi


Magang merupakan suatu proses pembelajaran yang mengandung unsur belajar sambil bekerja. Menurut Sudjana, D. (2002:16) bahwa, “Hubungan langsung antara seorang dengan orang lain dalam penyampaian dan penerimaan informasi disebut dengan istilah magang”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, di dalam kegiatan magang, interaksi pembelajaran terjadi melalui komunikasi secara langsung antara pemberi dan penerima informasi. Bagi yang memberikan informasi adalah yang berperan membelajarkan, sementara bagi yang menerima informasi yang berperan untuk belajar. Pembelajaran magang dikatakan berhasil apabila permagang (pendidik) mampu menyalurkan informasi dengan baik kepada pemagang (peserta didik) dan pemagang (peserta didik) mampu melakukan kegiatan belajar secara mandiri.

Sudjana, D. (2002:16) mengemukakan lebih lanjut bahwa, melalui kegiatan magang seseorang yang memiliki pengalaman tertentu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang telah ia miliki kepada orang lain yang belum berpengalaman dan yang lebih dahulu memilki pengalaman dan keahlian tertentu sehingga pemagang memilki pengalaman atau keahlian itu, kemudian setelah terjadi peneriamaan pengalaman atau keahlian, pemagang mampu melakukannya sendiri.

2.1  Metode Pengumpulan Data Kegiatan Magang

Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan magang sesuai dengan Lampiran I Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri No. 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penulisan dan Mekanisme Ujian Laporan Akhir serta Skripsi Insittut Pemerintahan Dalam Negeri Tahun Akademik 2012/2013 yang dipergunakan adalah metode eksploratif dengan pendekatan Induktif.

Berdasarkan lampiran Peraturan Rektor Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri No. 2 Tahun 2013 tersebut, metode eksploratif menggambarkan aspek-aspek yang berkaitan dengan fokus yang diamati dengan pendekatan induktif yang bertujuan untuk “memahami” sehingga dapat “membangun” pengetahuan dan mencari “apa sesungguhnya yang terjadi”.

Adapun penjelasan mengenai metode penelitian eksploratif dengan pendekatan induktif yang dikemukakan oleh Presetya Irawan (2000:59) adalah sebagai berikut:
Metode yang bersifat eksploratif kita pakai manakala kita belum tahu secara persis dan spesifik objek penelitian kita. Kita baru pada tahap “membuka hutan”. Kita belum tahu secara detil apa isi hutan tersebut, dan apa saja yang cukup menarik dan penting untuk diteliti. Pada tahap ini, kita baru ingin membuat peta umum tentang sesuatu. Ibarat peta sebuah kota, maka pada tahap pertama ini, yang kita petakan barulah bagian-bagian yang paling “nampak” dari kota itu, misalnya jalan-jalan utama, gedung-gedung paling besar, sungai terbesar, dan sebesarnya. Hal ini tidak bearti bahwa “tidak nampak” berarti tidak penting. Ini hanya berarti bahwa dalam studi eksploratif, kita baru pada tahap pemahaman yang paling dangkal dari sesuatu. Apa yang kita pahami baru kulit permukaan dari sesuatu. Karena itu, cakupan studi eksploratif biasanya cukup luas. 

Serta dijelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian induktif. Maka menurut Moleong (2009:5), analisis induktif dapat digunakan karena mengandung beberapa alasan sebagai berikut:

Pertama, proses induktif lebih dapat mengemukakan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana yang terdapat dalam data; Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi ekplisit; Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya; Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan; Kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari strutur analitik.

Jadi, metode eksploratif dengan pendekatan induktif yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah suatu metode penelitian yang mempelajari dan mengamati masalah-masalah masyarakat dengan mengumpulkan data, fakta-fakta yang nyata pada subyek yang diteliti untuk dianalisis secara tepat sehingga memberikan pemahaman dan pengertian yang mendalam pada objek penelitian untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. 

Penggunaan metode ini diharapkan dapat menjawab dan memecahkan masalah yang ada setelah melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang diteliti dan hasil olah pikir dengan pengukuran dan menarik kesimpulan sesuai dengan kondisi dan waktunya.

Perumusan metode penelitian dan pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan magang diatas sangat penting dalam penentuan teknik pengumpulan data untuk memeperoleh data yang berkualitas tinggi. Data di lapangan yang diperlukan, dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data ini disusun melalui alat bantu yang disebut instrumen penelitian. Arikunto (2012: 192) berpendapat, "Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasiInya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Nazir (2005:174) mengemukakan bahwa “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Agar memperoleh data yang lengkap, benar dan akurat dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti langsung ke lapangan tempat dimana penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan masalah-masalah yang terjadi dilapangan. Penelitan lapangan ini dilakukan dengan cara:

1.Wawancara

Menurut Nazir (2005:193), pengertian wawancara adalah:
Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Wawancara bermanfaat untuk melengkapi data yang diperoleh melalui pengamatan karena hasil pengamatan tidak mengungkapkan hal-hal yang dirasakan orang lain. Jadi dengan wawancara dapat diperoleh keterangan yang lebih dalam. Hasil wawancara juga berguna untuk menguji data dari hasil pengamatan yang diperoleh.

Dalam penelitian ini wawancara yang dipakai adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara yang terarah untuk memperoleh data yang relevan dimana pertanyaan yang diajukan kepada narasumber sudah dipersiapkan sebelumnya.

2.Dokumentasi

Arikunto (2012:274) mengatakan: “Metode dokumentasi adalah metode yang dilakukan oleh peneliti untuk menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan catatan harian”.

3.Observasi 

Peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga dapat dilihat keadaan yang sebenarnya untuk memperoleh gambaran objek yang diteliti secara nyata.
Menurut Nazir (2005 : 176) mengemukakan bahwa:
Observasi yaitu pengamatan langsung di lapangan sebagai cara untuk mendapatkan data melalui kegiatan yang sedang dilakukan atau sedang berlangsung serta menjadi objek observasi pada penelitian ini. Pengguanaan pengamatan langsung mempunyai beberapa keuntungan yaitu dengan pengamatan langsung terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan dan sebagainya pada waktu kejadian tersebut berlaku, sehingga data dapat segera dicatat tanpa tergantung dari ingatan orang lain.

2.2 Teknik Analisis Data

Nazir (2005 : 346) mengemukakan bahwa:
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, sebab melalui analisislah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data yang mentah yang telah terkumpul perlu dipecah pecah dalam kelompok kelompok diadakan kategori, dilakukan manipulasi, serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah.

Dalam penelitian ini data dianalisis secara kualitatif sejak awal penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data kemudian dikelompokkan secara sistematis sehingga mempermudah penulis dalam pengolahan dan mencari data selanjutnya. Analisis data akan lebih efisien, akurat, dan relevan jika didasarkan pada jenis data yang dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dilakukan reduksi dan pengelompokan data, display data dengan menampilkan bentuk tabel kemudian dilakukan verifikasi guna memperoleh gambaran kesimpulan.

Dalam menganalisa data nantinya penulis akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi pada BPPT ditulis dalam bentuk uraian yang terperinci. Uraian yang banyak dan makin berkembang kemudian direduksi, dirangkum, dipilih yang pokok. Yang tidak ada kaitannya dibuang kemudian disusun secara sistematis dan ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga mudah dikendalikan. 

Menurut Nazir (1999:225-226) reduksi data adalah sebagai berikut:
“Reduksi data, merupakan pegelolaan data yang masih dalam bentuk catatan sementara yang segera dianalisis untuk menghindari kesulitan dalam penyusunan selanjutnya, yaitu dengan mengolah data mentah, disederhanakan, disusun lebih sistematis, ditonjolkan yang penting, diberikan susunan yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, sehingga mempermudahkan dalam memperoleh data yang diperlukan selanjutnya”.

b)Penyajian Data

Data yang sangat banyak akan sulit ditangani dan sulit dilihat hubungannya. Oleh karena itu diusahakan membuat data yang dapat dipahami dengan mudah. Menurut Nazir (1999:225-226) penyajian data adalah “Merupakan upaya untuk menggambarkan keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian, sehingga peneliti dapat menguasai data guna mengambil kesimpulan yang tepat.”

c)Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi. 

Tahapan terakhir dalam analisis data yang dipergunakan penulis adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sugiyono (2012 : 252) menjelaskan bahwa ”Kesimpulan awal tersebut bersifat sementara dan dapat berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya”.

2.3 Tempat dan Waktu Magang

2.3.1 Tempat Magang

Magang dilaksanakan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi yang bertugas untuk melaksanakan pemberian Izin Mendirikan Bangunan secara terpadu dikota Bekasi.

2.3.2 Waktu Magang

Kegiatan Magang dilaksanakan selama 30 hari, dari tanggal 23 April sampai dengan 22 Mei 2013
Bab 2 Metode Magang (Laporan Akhir/Skripsi D IV IPDN) Bab 2 Metode Magang (Laporan Akhir/Skripsi D IV IPDN) Reviewed by Santana Primaraya on 12:24:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.