6 Alasan Kenapa Harus Mendirikan Penerbitan Sendiri? (Bagian 2 dari 7)

1. Ide-ide yang tidak bebas terjual
Penulis pernah menawarkan beberapa buku ke penerbit lain, namun sayang dengan berbagai alasan buku itu ditolak. Padahal buku itu disusun dengan susah payah. Tentu saja hal ini menghambat kreativitas penulis. Banyak penulis yang akhirnya ‘gulung tikar’ dalam arti tidak produktif akibat kendala kauangan karena sering naskahnya ditolak penerbit.

Penolakan ini dapat dipahami karena naskah yang masuk ke penerbit cukup banyak dan harus bersaing ketat. Selain itu, penerbit-penerbit itu telah memiliki standar bagi naskah-naskah yang akan diterbitkannya. Penulis buku tidak bisa berharap naskahnya akan diterima begitu saja tanpa seleksi ketat. Adakalanya unsur subyekti vitas lebih banyak, buku yang diterima adalah yang sesuai dengan selera penerbit.

Alhasil penulis buku tidak dapat bebas memasarkan ide-idenya ke khalayak luas. Tak sedikit akhirnya harus mengikuti selera panerbit tak peduli bertolak belakang dengan idealismenya. Unsur kepenti ngan materi menjadi lebih dominan dibanding idealisme.

Hal ini tidak akan terjadi jika penulis memiliki penerbitan sendiri. Ide-idenya yang tertuang dalam berbagai buku dengan bebas dan mudah dapat diterbitkan. Terkadang ide-ide yang ditolak berbagai penerbit justru laku di pasaran. Buku-buku yang semula dianggap ti dak baik untuk pasar, justru menjadi buku best seller.

Buku-buku yang saya tulis di antaranya Kudung Gaul, Berjilbab tapi Telanjang, Bila Jodoh tak Kunjung Datang, dan Pacaran yang Islami, Adakah? Adalah di antara sekian banyak buku yang pernah ditolak, namun ketika diterbitkan sendiri justru meledak di pasar, buku-buku itu menjadi best seller. Buku Kudung Gaul, Berjilbab tapi Telanjang bahkan telah menyentuh angka penjualan 100.000 eksemplar dan telah dicetak sebanyak 20 kali cetakan. Berapa kerugian saya jika buku itu ti dak diterbitkan? Selain ide-ide dan dakwah saya ti dak diketahui dan ti dak sampai kepada banyak orang, juga rugi dari segi materi.

Padahal untuk buku “Kudung Gaul, Berjilbab tapi Telanjang” saja penulis telah mendapat royalty lebih dari Rp 100 juta.

Daftar Pustaka:
Toha Nasrudin, S.Ag. 2009. Peta Harta Karun. Bandung: Mujahid Press. Hal 125 s.d. 131

Loncat ke URL bagian tertentu:
Bagian 1 >>Klik Disini<<
Bagian 2 >>Klik Disini<<
Bagian 3 >>Klik Disini<<
Bagian 4 >>Klik Disini<<
Bagian 5 >>Klik Disini<<
Bagian 6 >>Klik Disini<<
Bagian 7 >>Klik Disini<<
6 Alasan Kenapa Harus Mendirikan Penerbitan Sendiri? (Bagian 2 dari 7) 6 Alasan Kenapa Harus Mendirikan Penerbitan Sendiri? (Bagian 2 dari 7) Reviewed by Santana Primaraya on 2:39:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.