DAKWAH ISLAM EFEKTIF MELALUI PERDAGANGAN

Ketika saya menyampaikan judul diatas, teman-teman Aktivis Rohis IPDN saya tidak percaya dan penasaran, apa iya begitu? Maka dari itu saya rasa ini menarik untuk kita baca dan pelajari dakwah media perdagangan seperti ini.

Berdakwah yang ampuh adalah dengan memakai bahasa kaumnya, pernyataan diatas sesuai dengan Hadist Rasul. Sehingga jika dahulu Nabi Musa As diberikan mukjizat tongkat ajaib oleh Allah SWT yang bisa menjadi ular serta bisa membelah samudera, karena pada zaman tersebut sedang berkembangnya ilmu sihir, sehingga Nabi Musa berdakwah juga menggunakan mukjizat Allah yang serupa dengan sihir. Sehingga umatnya percaya bahwa Nabi Musa adalah manusia utusan Allah SWT, dan ajaran agama Islam yang dibawa nabi Musa itulah yang benar dari kaumnya sampai kelak datang ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi selanjutnya.

Sama halnya juga seperti Nabi Isa As, saat itu sedang berkembangnya zaman pengobatan sehingga Nabi Isa diberikan mukjizat oleh Allah SWT untuk bisa menghidupkan kembali orang yang telah meninggal. Dengan mukjizat seperti itu Nabi Isa dapat mendakwahkan berbagai ajaran Islam digolongan umatnya dan ajaran agama Islam yang dibawa nabi Isa itulah yang benar dari kaumnya sampai kelak datang ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi terakhir, Nabi Muhammad SAW.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir umat manusia yang diutus oleh Allah SWT ini sedang berkembangnya zaman perdagangan. Yaitu ajaran Islam datang untuk menyadarkan berbagai pedagang yang melakukan kecurangan dalam setiap transaksinya, dan Muhammad Kecil sampai usia 37 tahun adalah seorang pedagang dan pebisnis. Tepatnya adalah sebagai berikut:

UMUR RASUL
PEKERJAAN RASUL
Umur 0 – 12
Internship/ magang usaha dan dagang
Umur 12 – 17
Usaha Mandiri sebagai manager/ agent perdagangan regional
Umur 17 – 25
menjadi business Owner & aliansi dengan investor
Umur 25 – 37
Peduli dengan masalah akhlaq, sosial dan ekonomi masyarakat
Umur 37 – 40
Berdakwah meluruskan tatacara dan moralitas bisnis umat
Umur 40 – 53
Membangun pasar disamping masjid
Umur 53 – 63
Memastikan umat Islam tidak merugi diakhirat nanti karena pola bisnis yang riba, haram dan tidak bermoral.

Kemudian silahkan bandingkan diantara beberapa durasi periode yang beliau laksanakan berikut ini:
PERIODE
USIA
DURASI
Kanak-kanak
0 – 12 Tahun
12 Tahun
Pengusaha/ Pedagang
12 – 37 Tahun
25  Tahun
Merenung/ Kontemplasi
37 – 40 Tahun
3 Tahun
Menjalankan Masa Kerasulan
40 – 63 Tahun
23 Tahun

Sesuai tabel diatas kita sudah akan menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW lebih lama menjalankan profesinya sebagai pedagang dibandingkan menjadi Rasul.

Adapun saat berdagang dirinya tidak hanya semata-mata memikirkan keuntungan dipihaknya sendiri, melainkan juga melakukan kejujuran dalam menimbang, memberikan produk dengan kualitas terbaik seluruhnya (tidak seperti istilah “membeli kucing dalam karung”) dan tindakan perdagangan lainnya yang terpuji sehingga menjadikan dirinya sebagai panutan diantara pedangan yang lain diusia mudanya. Tidak hanya menjadi panutan yang terkesan dakwah secara pasif, tetapi Rasul juga mendakwahkan secara lisan (aktif) tentang perbuatan yang mulia lainnya.

Sehingga media dakwah yang diberikan oleh Nabi Muhammad melalui perdagangan sangat efektif pada pembangunan karakter umatnya kala itu. Serta masih sama dengan proses dakwah nabi-nabi sebelumnya, yaitu kaumnya akan senantiasa mendakwahkan sesuai dengan cara nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT kepada manusia.

Nah, pertanyaannya seluruh manusia didunia saat ini dan sampai akhir zaman kelak kita termasuk menjadi umat dari Nabi siapa? Nabi Muhammad SAW bukan?

Lalu media dakwah apa yang paling efektif sesuai dengan ajaran yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad? Berdagang bukan?

Lalu sudah tepat bukan jika saya memberi judul artikel ini adalah DAKWAH ISLAM MELALUI PERDAGANGAN.
Kemudian banyak yang bertanya kepada saya, “Lantas memang masih cocokkah dakwah didalam media perdagangan itu pada zaman sekarang? Bahkan banyak sekarang yang mendikotomisasi antara kepentingan dunia dan akhirat terutama dibidang kegiatan berbisnis.”

Saya bisa menjelaskannya dengan contoh statment yang pertama adalah dengan contoh antara para “Leader” yang “kaya terlebih dahulu baru menjabat”, dan “menjabat terlebih dulu baru kaya”. Di Indonesia lebih banyak “Leader” yang menjabat terlebih dahulu baru kaya, dan hasilnya korupsi merajalela, sedangkan di Amerika para “Leader”nya “kaya terlebih dahulu baru menjabat” dan hampir nyaris kita tidak pernah mendengar pejabat di Amerika melakukan korupsi. Setidaknya saat sebelum menjabat, dirinya sudah dapat memenuhi segala kebutuhan hidup keluarganya, tanpa kekurangan finansialnya dan faktanya Amerika dipenuhi oleh “Leader”- “Leader” yang mempunyai popularitas sekaliber dunia.

Sedangkan orang akan mudah menjadi kaya hanya jika mereka merintis usaha/bisnis/perdagangan, walaupun pemilik tambang emas sekalipun itu juga dibisniskan karena mustahil jika tidak diperdagangkan hasilnya akan mendapatkan kekayaan dan contoh lainnya. Bahkan ada pula yang menyebutkan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki berada di perdagangan, sisa satunya lagi mencakup seluruh pekerjaan lain selain disektor perdagangan seperti PNS, Tentara dll.

Hal diatas bisa dibenarnya manakala “Leader” tersebut sudah menjabat dan menerima gaji atau sogokan uang (KKN) cenderung menolaknya dengan tegas. Lantas mereka suka mengatakan demikian, “Maaf pak, tanpa gaji/uang sogokan (KKN) –pun saya sudah memiliki uang yang berkelimpahan, sekarang tugas saya hanya ingin mengabdi bagi negara”. Lalu dipengabdiannya itu selain dirinya menyelesaikan tugas pokok dari jabatannya, dirinya bisa langsung turun kelapangan untuk mengecek masyarakatnya, memberi tuntunan keteladanan dalam bersikap dan berperilaku, memberi semangat, insprisasi dan motivasi serta bisa juga untuk media berdakwah mengajarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat muslim lainnya (Ingat: alih-alih ingin berdakwah, jangan lantas mengganggu umat lain dalam melaksanakan kepercayaan dan ibadahnya, karena itu bukanlah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, karena ajaran agama Islam ini mengajarkan toleransi antar umat beragama) untuk dapat tetap menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Bagaimana menurut Anda dengan “Leader” semacam ini, terkesan “cool” bukan?

Statment yang kedua seperti ini, setiap orang yang sukses dan memiliki kekayaan yang berlimpah akan mudah menjadi sosok “Public Figure” dimasyarakatnya, dirinya akan mempunyai pengaruh besar terhadap para bawahan, masyarakat yang “Leader” tersebut menjadi “Public Figure” didalamnya. Sebut saja mereka itu adalah para fans dari sang “Leader”. Jika sudah demikian, apapun yang dirinya katakan biasanya dapat diikuti dengan senang hati oleh para fansnya, termasuk jika dirinya mencontohkan kebaikan dan juga berdakwah kepada mereka. Karena para fans biasanya adalah orang yang mau belajar dari kesuksesan orang-orang sebelumnya yang mereka anggap sebagai public figure, tokoh idolanya.

Begitu pula pada statment kedua saya ini, bayangkan saja jika kita sedang nge-fans dengan suatu tokoh, biasanya kita selalu mengikuti perkembangan kabarnya setiap saat. Karena sayapun seperti demikian, ketika saya mengkagumi sosok Bapak Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN RI periode 2011 – 2014, saya selalu mengikuti pemberitaan mengenai dirinya diinternet, TV, koran dll. Sehingga saya banyak belajar tentang kerja keras, teknik berbisnis, arti dari kesederhanaan dan banyak lagi dari beliau. Seperti itu pula penggambaran saya mengenai statment kedua saya diatas.

Statment ketiga, Ketika kita melakukan transaksi dengan pelanggan didalam suatu perdagangan secara langsung, kita bisa sekalian mendakwahkan perilaku, sikap dan perkataan yang menggambarkan kita adalah pedagang islami yang shaleh, serta bisa juga mengabarkan kabar baik  dan sharing ilmu seputar keagamaan Islam itu sendiri dan biasanya jika pelanggan menyukai cara kita dalam berdagang dirinya akan senantiasa mendatangi tempat perdagangan kita (contohnya kios), sehingga selain menambah laba, bisa juga menambah hubungan baik antar sesama manusia dan meningkatkan tali silahturahmi.

Statment keempat, hal ini memungkinkan jika diri kita sudah terlebih dahulu “dicap” oleh orang disekitar kita sebagai seorang yang ahli agama Islam/ menjadi aktivis Rohis/Bintal Islam disalah satu organisasi. Yaitu saat diri kita menjadi sukses ataupun kaya raya, orang-orang akan kagum kepada diri kita dan menjadikan mereka ingin belajar juga pada kita tentang kesuksesan (yang pasti mereka tahu bahwa yang kita ajarkan juga mengenai kiat-kiat beribadah pada Agama Islam) seraya mereka menyadari dirinya bisa sukses karena memang dirinya telah berislam dengan sebenar-benarnya dan mereka akan mengatakan, “Jadi memang ada benar, ketika seseorang sudah dekat dengan Allah SWT, dirinya tidak perlu memikirkan kekayaan dunia sekalipun, dirinyalah yang dikejar-kejar kekayaan dunia”. Itu juga sebagai salah satu bentuk dakwah loh.

Statment kelima, ketika kita sudah sukses dengan kekayaan berlimpah otomatis kita diperintahkan agama untuk berbagi dengan orang-orang yang lebih membutuhkannya, dengan demikian kita dapat membuat orang-orang yang kita beri dapat menambah nafas kehidupannya dan bisa beribadah serta pada umumnya juga mendoakan kita yang memberikannya sedekah (ingat doa orang miskin itu ‘mujarab’ loh). Sedekah itu kan bentuk dakwah juga, dakwah bentuk mensyukuri kakayaan yang dititipkan Allah SWT kepada kita.

Sekiranya sudah cukup lima saja lah ya, capek ngetiknya, pokoknya statment tentang hikamh perdagangan sebagai media dakwah yang paling efektif dari zaman Rasul sampai zaman kita sekarang masih sama-sama efektifnya. Kuncinya bisa tidaknya kita memberikan pengaruh yang baik dalam setiap kegiatan perdagangannya.
Oke itu mungkin sebatas penerangan saya mengenai ketika kita sudah sukses terlebih dahulu melalui jalan satu-satunya yaitu sebagai pelaku perdagangan/ bisnis. Maka jika sudah percaya, sekarang saya akan menerangkan solusi nyatanya yang dapat kita tempuh. Karena pertanyaan sebelumnya tadi disambung kembali oleh teman saya menjadi, “Lantas bagaimana cara berdakwah dengan media perdagangan semacam itu?”

Nah, jadi begini caranya:
Pertama ada niatan berdakwah didalam berdagang terlebih dahulu, sebagai info biasanya orang yang memiliki niatan mulia dalam berdagang itu memiliki kemudahan dalam menjalankan kegiatannya. Niat berdagang baiknya selain untuk menambah keuntungan pribadi, niatkan juga untuk menjadi berguna bagi orang lain.

Kedua, tekuni salah satu bidang perdagangan yang terbaik menurut kemampuan dan keahlian diri kita, dizaman sekarang ini ada berbagai pilihan profesi yang menunjang disektor bisnis, ada pelaku perdagangan, karyawan, konsultan, investor, dan distributor. Tekuni sampai kita sukses didalam bidang yang kita pilih. Kalau menurut saya orang-orang yang berada pada profesi perdagangan pada umumnya cepat sukses, jika mengalami hal sebaliknya (gagal) maka perlu diintrospeksi kembali deh bagaimana kinerjanya dan niatannya didalam kegiatan berdagangnya.

Ketiga, didalam kegiatan perdagangan yaitu setiap mendapat pelanggan atau kita mengarahkan bawahan, contohkan tutur kata, perilaku dan sikap yang baik kepada mereka. Serta sampaikan hal-hal baik yang perlu mereka dapatkan untuk pengembangan diri mereka juga.

Keempat, setelah sukses besar jadilah seorang tokoh yang benar-benar mengabdi bagi kepentingan agama, masyarakat dan negara, dengan demikian kita menjadi panutan dan tuntunan bagi orang lain yang belum sukses dan juga tentunya orang-orang sukses lainnya (karena orang yang sukses biasanya omongannya lebih didengar).
Kelima, tetaplah sederhana, ingat orang yang kaya itu bukan hanya sekedar dilihat dari pendapatan yang dihasilkan tetapi juga dilihat dari pengeluaran rutin yang dikeluarkannya. Lalu, seberapa besar kemampuan dirinya untuk membagi yang diperolehnya untuk orang lain yang lebih membutuhkannya dari pada kita. Seperti saya sendiri mempunyai prinsip, bahwa apa-apa yang saya dapatkan sesungguhnya bukan 100% hak dari hasil kerja keras saya sendiri, namun ada sekitar 25% hak orang yang lebih membutuhkan. (NB: 25% itu bukan perhitungan didalam ajaran agama Islam, namun kesadaran saya sendiri untuk mensedekahkannya, karena semakin banyak tentunya semakin bagus bukan?)

Coba saja Anda baca buku tentang perjalanan hidup Rasul (Sirah Nabawiyah) disitu jelas bagaimana dakwah juga dilakukan dengan teknik-teknik berdagang, buku yang bagus dan lengkap saya rasa adalah buku karya Muhammad Syafei Antonio dalam bukunya Muhammad SAW The Super Leader Super Manager, disitu lengkap menjelaskan kehidupan Rasul dari memimpin diri sendiri, berdagang, berperang, berdakwah, menyusun hukum dll. Satu lagi saya rasa seluruh kaum muslim sahabat-sahabat Rasul terdahulu adalah orang-orang kaya karena perdagangan, sambil berdagang mereka berdakwah didalam setiap transaksinya, setelah kaya mereka juga masih berdakwah dengan sedekah dan menjadi panutan. Lantas tidak salah pula jika kita mencontoh hal-hal seperti itu.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir: 29-30)

Sumber: M Arafat Imam G, Buku Leader University All New Concept (Segera dirilis)
DAKWAH ISLAM EFEKTIF MELALUI PERDAGANGAN DAKWAH ISLAM EFEKTIF MELALUI PERDAGANGAN Reviewed by Santana Primaraya on 6:32:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.