Alasan Mengapa Lebih Baik Tidur Mendahului dan Bangun Sebelum Shubuh?

Baca Referensi Serupa Lain (Klik Disini)
Sesungguhnya Rasul Saw tidak pernah tidur melebihi kebutuhannya dan tidak pula menahan diri untuk tidur atau beristirahat sekedarnya yang memang beliau butuhkan.

Pada masanya, Rasul Saw selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum subuh yakni dengan melaksanakan shalat sunnah qiyamul lail dan diteruskan dengan shalat fardhu subuh berjamaah dimasjid.

Hal ini memberi hikmah yang mendalam antara lain:
  1. Berlimpah pahala dari Allah Swt
  2. Kesegaran udara shubuh yang bagus untuk kesehatan dan hal tersebut bagus untuk proses terapi dari penyakit Tubercolosis (TB) 
  3. Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan
  4. Dalam ilmu manajemen, dengan seseorang bangun pagi-pagi membuat orang tersebut lebih mampu membuat planning manajemen waktu yang baik untuk kegiatan selama seharian.

Beliau biasa tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Setelah terbangun, Rasul Saw terbiasa bersiwak (atau bisa juga dianggap bersikat gigi) lalu berwudhu dan melaksanakan shalat qiyamul lail sampai menjelang waktu shalat fardhu shubuh beliau berangkat dari kekediamannya menuju ke Masjid pada saat udara shubuh yang sedang segar-segarnya.

Menurut hasil penelitian Daniel F. Kripke (seorang ahli psikiatri dari Universitas California) yang dilakukan di Jepang dan Amerika Serikat selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan bahwa orang yang terbiasa tidur delapan jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang terbiasa tidur hanya 6-7 jam sehari. Jadi pola kebiasaan Rasul Saw yang terbiasa tidur selepas Isya dan kemudian bangun pada pertengahan malam kedua membuat beliau tidur tidak lebih dari delapan jam dalam semalaman memang membuktikan fakta kesehatan pola tidur Rasul Saw.

Adapun dari sumber medis yang lain, penulis menemukan sebuah hasil  penelitian positif dari para dokter di National Taiwan Hospital mengenai pentingnya tidur dan bangun mendahului seperti ini. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa penyebab utama kerusakan hati adalah tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang. Berikut penjelasan kerusakan hati secara kronologisnya:
  1. Jangan tidur lewat dari jam 22.00 malam, karena malam hari Pukul 22.00 ini sampai dengan dini hari Pukul 01.00 adalah Proses detox di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur dan dalam kondisi yang rileks.
  2. Pukul 01.00 sampai dengan 03.00 proses detox merambah pada bagian empedu dan hal ini hanya akan terjadi dalam kondisi tubuh yang tidur. 
  3. Pukul 03.00 sampai dengan 05.00 terjadi proses detox bagian paru-paru, sudah bisa orang tersebut mulai terbangun dari tidurnya dan sangat disarankan seseorang menghirup udara yang segar dan alami seperti halnya seseorang yang keluar dari rumah menuju masjid.
  4. Selain itu dari tengah malam sampai dengan pukul 04.00 adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah.
  5. Pukul 05.00 sampai dengan 07.00 terjadi proses detox bagian usus besar, pada saat seperti inilah sebaiknya seseorang buang air besar.
  6. Pukul 07.00 sampai dengan 09.00 terjadi proses penyerapan gizi bagi usus halus, jadi tubuh sudah diharuskan menerima asupan gizi seperti sarapan.

Keterangan: Penjelasan jam diatas adalah penunjukan kisaran pada jam tersebut, artinya bisa lebih atau kurang dari kepenunjukan jam yang tertera diatas.

Dari hasil penelitian diatas membuat kesimpulan bahwa kebiasaan seseorang tidur malam larut ditambah bangun terlalu siang mampu mengacaukan metabolisme tubuh seperti yang terjadi pada kronologis penjelasan diatas dan juga semakin memperjelas betapa baiknya umat manusia mengikuti contoh teladan pola kesehatan yang dilakukan oleh Rasul Saw dalam memanajemen pola istirahatnya. Portal link tips kesehatan dalam beristirahat [Klik Disini]

Alasan Mengapa Lebih Baik Tidur Mendahului dan Bangun Sebelum Shubuh? Alasan Mengapa Lebih Baik Tidur Mendahului dan Bangun Sebelum Shubuh? Reviewed by Unknown on 8:03:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.